Ikhwal intan Koh-I-Noor memiliki cerita sebagai berikut : Entah dahulu apa namanya intan itu. Tapi pada lebih kurang 5000 tahun yang lalu, intan itu ditemukan orang didalam sungai Godavar oleh Adipati Karna, kesatia Astinapura dalam perwayangan Mahabarata. Adipati Karna kemudian perlaya di tangan Arjuna dalam suatu perang campuh di padang kuru setra dalam Barata Yudha. Lalu pusaka itu jatuh ketangan keluarga Maharaja Malwar turun temurun.
Sri Bikerajit adalah keturunan terakhir dari dinasti Malwar dan dalam suatu peperangan dengan Sultan Mongol Barber, ia telah gugur dan India dikuasai Sultan Mongol. Oleh keluarga Sri Bikerajit intan pusaka itu diberikan kepada Jendral Humayun sebagai tanda terimakasih atas kebijaksanaan jendral perang itu yang tidak memperkenankan prajurit-prajurit mengambil barang-barang istana. Oleh keluarga Humayun intan tersebut dipersembahkan kepada sultan Barber.
Namun sayang pada intan itu telah melekat suatu kutukan atau laknat bagi siapa yang memilikinya. Hingga siapapun pemiliknya tidak akan merasa kebahagiaan. Selanjutnya intan itu menjadi sumber kedengkian dan pertumpahan darah, karena menimbulkan iri hati ingin merebutintan yang berkilau-kilauan di antara keluarga sultan Barber.
Intan yang megah itu ipasang sebagai mata mahkota burung merak, lambang dari keagungan raja-raja Mongol.
Pada tahun 1739 kerajaan mongol itu dikalahkan oleh kerajaan Persia dan intan itupun dimiliki oleh syah Iran dengan tipu muslihat. Raja mongol yang terakhir Mohammad syah, berhasil ditawan dan harta benda istana ikut disita, namun intan yang termashur itu tidak dapat ditemukan.
Seorang selir Mohammad Syah menghianatinya dan memberitahu Nadir Syah, raja Persia itu bahwa intan yang diberi nama Kol-I-Noor atau gunung cahaya itu disembunyikan didalam serban Mohammad Syah. Mendengar keterangan itu, Nadir Syah yang cerdik merancangkan sesuatu tipu muslihat. Ia menyelenggarakan perjamuan makan besar semacam “kaulan” atas kemenangan besar dan mengundang Mohammad Syah sebagai tamu agung, bukan sebagai raja yang dikalahkan.
Dalam perjamuan besar itu, Nadir Syah menawarkan perjanjian damai yang baik pada Mohammad Syah. Untuk menyatakan persaudaraannya, Nadir Syah menawarkan tukar menukar serban dengan Mohammad Syah. Dengan terpaku dan cemas terpaksa Mohammad Syah memberikan serbannya dan demikian intan yang terkenal itu pindah menjadi milik Nadir Syah.bersambung...(Riwayat dan khasiat batu permata Drs.Yadi Arudiskara, CV.Aneka Ilmu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar