Siapa yang memiliki bermata intan Han itu tak jelas, hanya ketika cincin itu dimiliki oleh Kaisar Rudolf II (1576-1612) maka mulailah di perbincangkan orang. Ternyata Kaisar Rudolf II yang membawa cincin itu dari Italia ke Austria dan disimpan dalam kamar harta keluarga Kaisar dinasti Habsburger. Rudolf telah memberikan cincin bermata intan itu pada bundanya yang tak lama kemudian menjadi gila. Kaisar sangat berduka hingga ia jatuh sakit dan tidak lama kemudian meninggal dunia. Setelah kaisar dan Ibu Suri wafat, maka cincin Han itu disimpan lagi dalam kamar harta dan bertahun-tahun tak tampak dimuka umum.
Pada tanggal 28 Januari 1889, tatkala Kaisar Frans Joseph mengangkat putera tunggalnya, Aartshertog Rudolf menjadi Putera Mahkota Australia, maka penjaga kamar harta Kaisar menunjukkan berjenis-jenis batu perhiasan pada Putera Mahkota itu.
Putera Mahkota terpesona oleh sinar kebiru-biruan dari cincin bermata intan Han itu, maka diambilnya dari kamar harta pada malam itu dan dihadiahkan pada kekasihnya, Gravin Maria Vetsera. Tapi apa yang terjadi setelah cincin itu diserahkan pada kekasihnya yang cantik itu?hanya dalam tempo dua hari lamanya Rudolf dan kekasihnya kedapatan mati secara misterius di Mayerling. Pada tangan Gravin Maria Vetsera sang kekasih Putera Mahkota tergenggam cincin itu.
Kaisar Frans Joseph segera menyimpan kembali cincin pembawa mala petaka itu di dalam kamar harta. Ia hendak memberikan cincin itu pada raja lain, akan tetapi permaisurinya Ratu Elisabeth dari Beiren menentang maksud itu dan menertawakan Sri Baginda yang percaya Tahyul. Ia mengambil cincin itu dan sejak itu Sri Ratu Elisabeth berubah perangainya.
Sifat riang gembiranya lenyap dan semenjak itu selalu bersedih dan menyendiri. Dan ketika musim gugur tahun 1889 Sri Ratu berkunjung ke Swiss, ia mengenakan cincin itu. Di pinggir sebuah telaga Ratu Elisabeth, ditikam oleh seorang Italia. Lucchenni, pembunuhnya setelah tertangkap mengaku bahwa ia mengenali ratu dari cincin yang di kenakannya itu.
Kaisar Frans Joseph segera menyimpan cincin yang banyak membawa kematian itu di kamar hartanya dan membuat wasiat, bahwa cincin itu akan diberikankepada Raja Asia yang datang berkunjung ke Istananya. Rupanya pesan atau wasiat itu dilupa, karena tidak ada raja Asia yang muncul.
Ketika Aartshertog Frans Ferdinand, keponakan Kaisar Frans Joseph diangkat menjadi Putera Mahkota, Rudolf yang mati secara rahasia itu, maka cincin bermata intan Han dihadiahkan sebagai mas kawin pada Gravin Hohenberg.
Pada bulan Juni 1914 Frans Ferdinand besama isterinya membuat perjalanan ke Bosnia dan Herzegewina. Dalam upacara parade yang di selenggarakan di Serajewo pada 28 Juni 1914 kedua mempelai itu telah ditembak mati oleh seorang mahasiswa dari Bosnia, Cravrilo Princip. Waktu itu Gravin Hohenberg memakai cincin Han itu. Pembunuhan politik yang dilakukan terhadap Aartshertog Frans Ferdinand itu telah mencetuskan Perang Dunia Pertama. Dan dalam perang itu kerajaan Austri menjadi pihak yang dikalahkan.
Kembali intan han itu dimasukkan ke dalam kamar harta di istana Wina.
Orang mengatakan, bahwa intan Han itu bila dibuang ke laut atau dikubur dalam tanah, tidak akan membawa celaka lagi, akan tetapi karena sudah kodratnya, manusia sangat terpesona akan benda – benda yang gemerlapan.
Beberapa tahun kemudian setelah Gravin Hohenberg wafat, maka Kaisar Karl yang menikah dengan Puteri Zita dari Beurbon-Parma dan yang sekarang menetap di kanada, harus “mengunsi” dari Wina dan menjalani hidup sebagai orang buangan.
Ia mengumpulkan barabg-barang berharganya yang masih ada dalam kamar harta dan mengambil cincin bermata intan Han itu sambil berseru “aku akan memaki sendiri cincin ini, karena mungkin tidak boleh dipakai oleh orang perempuan”.
Tidak berapa lama kemudian Kaisar Karl, menderita penyakit yang aneh yang pada akhirnya merenggut jiwanya. Pada jenazahnya orang menampak ia memakai cincin Han itu. Ini terjadi tahun 1922. Puteri Zita kemudian menjual cincin itu pada seorang tukang intan dan San Sebastian dengan harga murah pada taghun 1948. Pembeli itupun tak luput dihinggapi penyakit aneh, namun setelah ia buru-buru menjual cincin itu, sembuhlah penyakitnya.
Pada akhir tahun 1950 Raja Farouk dari mesir telah membeli cincin Han itu dengan harga 10 juta franc dari seorang jauhari. Intan itu dihadiahkansebagai tanfa kasih sayang kepada permaisurinya, Puteri Narriman Sadek. Namun tiga tahun kemudian Farouk digulingkan dalam sebuah kudeta militer dan ia dibuang keluar negeri. Mesir kemudian menjadi Republik hingga sekarang ini. Dan sejak itulah intan Han itu lenyap tiada kabar beritanya, dan entah siapa pemilik yang terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar